1. Kewajiban
dengan jumlah pasti
jawab : Kewajiban yang sudah pasti adalah
kewajiban yang memenuhi dua syarat, yaitu kewajiban untuk membayar sudah pasti
(tanggal dan penerimaannya), jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Yang termasuk di dalamnya seperti
Utang dagang, utang wesel, utang dividen, jaminan yang dapat dikembalikan,
pendapatan diterima di muka, utang pajak, utang biaya, dan utang bonus.
2. Kewajiban yang disestimasi
jawab : Kewajiban diestimasi Kewajiban
diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban
diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan
akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu
atau jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan
kewajiban diestimasi tersebut.
3. Kewajiban
kontijensi
Jawab : Kewajiban kontijensi adalah kewajiban
yang tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kewajian
masa depan untuk meneguhkan jumlah hutangnya, pihak yang dibayarkan, tanggal
pembayaran, atau keberadaannya. Kontijensi didefinisikan sebagai kondisi
situasi atau serangkaian situasi yang ada melibatkan ketidakpastian mengenai
keuntungan (kontijensi keuntungan) atau kerugian (kontijensi kerugian) bagi perusahaan
yang akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian masa depan
terjadi atau tidak terjadi. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian
disebut kerugian kontijensi. Standar mengidentifikasikan bahwa kejadian
kontijensi terbagi menjadi tiga yaitu kejadian kontijensi dengan kemungkinan
besar, kejadian kontijensi dengan cukup mungkin, dan kejadian kontijensi dengan
kemungkinan kecil. Suatu kontijensi
kerugian harus diakrualkan dengan pembebanan ke beban (pengeluaran) dan suatu
kewajiban akan dicatat hanya jika dua kondisi ini memenuhi. Kondisi yang
pertama adalah informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan
menunjukan bahwa kemungkian besar suatu kewajiab telah terjadi pada tanggal
laporan keuangan. Kondisi yang kedua adalah jumlah kerugian yang diestimasi
dengan layak. Siapa yang sebenarnya harus dibayar atau tanggal pembayaran yang
tepat tidak perlu diketahui untuk mencatat suatu kewajiban
4. a. Saham
preferen yang bisa ditarik !
Saham preferen yang dapat ditarik Yaitu mengizinkan perusahaan penerbit
saham untuk menarik atau menebus pada opsinya saham preferen yang beredar pada
tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang di tentukan .
b. Saham preferen
yang bisa ditebus !
Saham preferen yang bisa ditebus mempunyai
periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat di kontrol
oleh perusahaan penerbit saham. Saham preferen jenis ini mempunyai
karakteristik yang membuat sekuritas bersifat seperti hutang dan bukan seperti instrumen ekuitas.
c. Saham preferen
konvertibel !
Saham preferen konvertibel
mengizinkan pemegang saham , menurut opsinya menukar saham preferen
menjadi saham biasa pada rasio yang telah di tentukan sebelumnya .
5. Jelaskan
metode yang digunakan untuk pencatatan transaksi saham tresuri
Jawab:
(1) Saham yang
diterima dicatat dengan catatan memo jika tidak ada biaya yang terjadi ketika
menerima sumbangan ini. Catatan memo ini menunjukkan macam saham, jumlah
lembar, dan penyumbangnya. Pada saat treasury stock ini dijual, penerimaan
uangnya dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rpxx
Modal – sumbangan Rpxx
(2) Treasury stock didebit dengan harga pasar saham pada saat
penerimaan dan dikreditkan ke rekening modal-sumbangan. Apabila treasury stock
dijual, rekening treasury stock dikredit Jika harga jualnya berbeda dengan
harga pasar pada saat saham tersebut diterima maka selisihnya dibebankan atau
dikreditkan ke rekening modal-sumbangan.
Misalnya:
Tanggal 1 Juli 2006
diterima 100 Iembar saham sendiri, harga pasar pada tanggal tersebut Rpl,100,-
per Iembar. Pada tanggal 15 Agustus 2006, saham tersebut dijual @ Rpl.050,-.
Jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Juli 2006
Treasury stock Rp110.000,-
Modal-sumbangan Rp110.000,-
15 Agustus2006
Kas Rp105.000,-
Modal-sumbangan 500,-
Treasury stock Rp110.000,-
(3) Rekening treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai
yang dinyatakan, agio/disagionya dari sejumlah Iembar yang diterima dibatalkan
dan kreditnya adalah rekening modal-sumbangan. Jika saham dijual maka selisih
harga jual dengan nominal ditambah atau dikurangi dengan agio atau disagio
didebitkan atau dikreditkan ke rekening modal-sumbangan.
Misalnya:
Tanggal 1 Juli 2006
diterima sumbangan saham sendiri 100 Iembar nominal Rpl .000,-. Saham-saham ini
dulu dijual dengan harga Rpl.200,-/ Iembar. Pada tanggal 15 Agustus 2006
saham-saham ini dijual dengan harga @ Rpl.100,- per Iembar. Jurnal yang dibuat
sebagai berikut:
1 Juli 2006
Treasury stock Rpl00.000,-
Agio saham 20.000,-
Modal-sumbangan Rpl20.000,-
Apabila saham yang
disumbangkan ini karena adanya penilaian terlalu tinggi terhadap aktiva yang
diterima untuk menukar saham maka sumbangan ini akan dicatat mengurangi nilai
buku aktiva. Pada saat diterima saham dibuat catatan memo, dan pada saat saham
itu dijual, kreditnya adalah aktiva. Seperti pada contoh, diterima 100 lembar
saham biasa sebagai sumbangan, karena pada waktu pertukaran, aktiva dinilai
terlalu tinggi. Saham-saham tersebut kemudian dijual @ Rp900 per lembar.
Transaksi-transaksi di atas dicatat sebagai berikut:
memo:
Diterima 100 lembar saham
biasa dari Tuan Tamma, nominal @ Rpl.000,-. Penjualan saham dengan harga
Rp900,- per lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut
Kas Rp90.000,-
Aktiva Rp90.000,-
6. perbedaan dari
:
a. Saham biasa
dengan saham preferen ?
Jawab : Saham preferen adalah
saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham
biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga
memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam
pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk
membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.Ada beberapa
jenis saham preferen, antara lain:
1. Saham preferen partisipasi; saham preferen
yang membagikan dividen kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah menerima
deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai
dividen kepada pemegang saham biasa (participating preference shares).
2. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen
yang tidak mempunyai hak untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada
tahun-tahun yang lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
Saham Biasa adalah suatu
sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu
perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham
akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari
perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.
Perbedaan utama dari saham
biasa dan saham preferen adalah hak dan kewajibannya. Biasanya saham preferen
diterbitkan secara terbatas.
Jadi dapat
disimpulkan perbedaan antara saham preferen dengan saham biasa:
1. Pada saham biasa
mendapatkan hak untuk memilih direksi dan kebijakan tertentu, sedangkan
preferen tidak (kecuali dalam situasi tertentu).
2. Deviden pada saham biasa
tergantung kinerja perusahaan, kalau baik mereka akan medapatkan keuntungan
setimpal, bigitupun sebaliknya. Tapi untuk saham preferen sudah ditetapkan
devidennya.
3. Jika perusahaan gulung
tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian investasi, pemegang saham
preferenlah yang diutamakan dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
4. Pada pemegang saham
biasa diberi hak untuk memesan kembali, sehingga dapat memelihara proporsi
kepemilikan perusahaan, kalau preferen tidak.
b. Nilai Pari
dengan nilai statuter
Nilai nominal obligasi yang
merupakan besarnya pinjaman pemegang obligasi yang harus dilunasi pada saat
jatuh tempo.
Nilai Nominal (Nilai Pari)
Yaitu nilai asli suatu
surat berharga sebagaimana yang tertulis dalam lembaran surat saham, yang
besarnya telah ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan bersangkutan; umumnya
nilai nominal saham di Bursa Efek Jakarta adalah Rp. 1.000,- namun saat ini
perusahaan cenderung menerapkan nilai nominal sebesar Rp. 500,- / saham
Nilai Pari atau Nilai
Statuter Saham(Par or Stated Value of Stock)
Modal perseroan dipisahkan
antara modal setoran dan laba yang ditahan.Investasi atau modal setoran dapat
digolongkan menjadi:
1. Jumlah yang membentuk
modal resmi (legal capital) dilaporkan sebagai modal saham
2. Sisanya, jika ada yang
melebihi modal resmi
disebut tambahan modal yang disetorTambahan
modal yang disetor dapat berasal dari:
1. Penjualan saham di atas nilai pari
2. Transaksi saham treasuri
3. Sumbangan aktiva
(hibah)Unsur-unsur ekuitas pemilik perseroan yaitu terdiri:
Ekuitas Pemilik:
1. Modal Setoran :- Modal
Resmi- Tambahan Modal Setoran2. Laba ditahanJika suatu nilai diberikan pada
setiap lembar saham, dan dicatat pada sertifikat saham, makasaham itu dikatakan
mempunyai nilai pari
.Tapi jika saham tidak
diberi nilai pari, maka disebut
saham tanpa nilai pari
.Untuk saham tanpa nilai
pari, mengharuskan bahwa semua bayaran yang diterima dari saham diakui sebagai
modal resmi sekalipun saham itu dijual dengan harga yang berbeda beda
7. Jelaskan yang
dimaksud dengan penjualan saham secara lump sum ?
Jawab : Penjualan saham
bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit saham. Unit saham ini terdiri
beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara seperti ini maka
penerimaan penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham dengan dasar harga
pasar setiap jenis saham tsb.
1.
Jelaskan yang dimaksud dengan
Hutang jangka panjang !
Hutang jangka panjang
adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca
per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan
asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka
panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda
akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang
jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian
hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka
Panjang Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu
perusahaan dibutuhkan sejumlah dana.
Dana yang diperlukan untuk Investasi
dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya
diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini
perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang atau
menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Salah satu hutang jangka
panjang adalah obligasi. Obligasi merupakan salah satu kewajiban yang harus
dibayar setelah satu tahun yang biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang,
dan obligasi sewa.
2.
Jenis Deviden
Ada
beberapa jenis Deviden yaitu :
1. Deviden
kas, Deviden yang paling umum dibagikan perusahaan adalah bentuk kas. Yang
perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
Deviden kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian Deviden
tersebut.
2. Deviden aktiva selain kas (Property
Devidend), Kadang-kadang Deviden dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas,
Deviden dalam bentuk ini disebut property Deviden. Aktiva yang dibagikan bisa
berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan,
barang dagang atau aktiva-aktiva lain.
3. Deviden hutang (scrip Devidend), Deviden
hutang timbul apabila laba tidak dibagi saldonya, mencukupi untuk pembagian
Deviden, tetapi saldo kasnya tidak cukup sehingga pimpinan perusahaan akan
mengeluarkan scrip Devidend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu
di waktu yang akan datang. Scrip Devidend ini mungkin berbunga mungkin tidak.
4. Deviden likuidasi, Deviden likuidasi adalah
Deviden yang sebagian merupakan pengembalian modal. Apabila perusahaan membagi
Deviden likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa
jumlah pembagian laba, dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga
para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Deviden
saham, Deviden saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran
kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Deviden
saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda